Kebiasaan Mengonsumsi Minuman Beralkohol Tingkatkan Risiko Kanker
Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol ialah minuman dengan kandungan etanol yang diperoleh dari proses fermentasi atau destilasi dari hasil pertanian yang mengandung karbohidrat. Kandungan alkohol dapat mengakibatkan minuman tersebut memiliki sifat memabukkan. Meskipun memabukkan, faktanya minuman beralkohol merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia.
Pengaruh Jangka Pendek Mengonsumsi Minuman Berlakohol
Dalam waktu relatif cepat, alkohol akan mempengaruhi kerja otak sehingga kemampuan berpikir serta tingkat kesadaran terganggu. Pada tahap awal, peminum tampak percaya diri dan seperti memiliki energi tingkat tinggi. Hal ini ditengarai akibat terlarutnya lemak oleh alkohol sehingga muncul cadangan energi baru. Kadar alkohol dalam darah perlahan mulai meningkat, sehingga sistem saraf mulai kesulitan dalam mengontrol emosi dan ingatan. Dampak dari kondisi ini adalah kehilangan kendali diri, kecenderungan melakukan tindakan kekerasan, risiko mengalami kecelakaan, hingga keracunan alkohol,
Pengaruh Jangka Panjang Mengonsumsi Minuman Berlakohol
Cadangan energi yang terkikis alkohol mengakibatkan terganggunya sistem pencernaan dalam jangka panjang. Gangguan yang dimaksud adalah hilangnya rasa lapar sehingga tubuh terancam kekurangan nutrisi. Alkohol yang juga pada dasarnya direspon senyawa berbahaya oleh hati mengakibatkan organ tersebut bekerja keras mengantisipasi ancaman metabolisme tubuh. Sistem metabolisme yang semakin kacau seiring konsumsi alkohol berdampak terhadap terganggunya kerja otak dan berujung pada gagalnya banyak sistem. Pengaruh jangka panjang mengonsumsi minuman beralkohol terhadap segi kesehatan tubuh yang tengah digandrungi para peneliti belakangan ini adalah efeknya terhadap kemunculan kanker.
Inflamasi Pada Rongga Mulut
Pada rongga mulut dan kerongkongan, efek alkohol biasanya menimbulkan gangguan pada lapisan mulut (mukosa). Gangguan tersebut berupa radang, robekan, atau pecahnya keutuhan dari dinding kerongkongan. Paparan yang sifatnya berulang-ulang dapat menimbulkan kerusakan pada kelenjar ludah serta menyebabkan turunnya produksi air liur. Paparan alkohol dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan peningkatan keausan bahan yang berfungsi menjaga lingkungan mulut tetap sehat, sehingga peminum cenderung menderita sariawan, radang gingiva, dan dapat memicu kanker.
Alkohol Tingkatkan Risiko Kanker
Berbagai penelitian mengungkapkan, kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker. Alkohol telah diteliti dapat melepaskan bahan kimia yang merusak DNA sehingga sel akan berlipatganda secara tidak terkendali. Di dalam tubuh, alkohol diubah oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehid. Asetaldehid yang berikatan dengan DNA dan protein mengakibatkan mutasi bahkan kelainan kromosom. Selain itu asetaldehid menghambat mekanisme perbaikan alami tubuh terhadap adanya kerusakan oksidatif DNA. Pada perempuan, konsumsi alkohol meningkatkan estrogen dalam darah melalui penurunan degradasi steroid dan peningkatan aktivitas aromatase. Paparan estrogen yang berkepanjangan terbukti meningkatkan insidensi kanker payudara pada perempuan. Alkohol juga berefek pada peningkatkan hormon yang mempercepat pertumbuhan tumor sehingga sel cikal bakal kanker dapat berkembang pesat seketika. Atas dasar tersebut, alkohol dikatakan memiliki sifat karsinogen atau pemicu timbulnya penyakit kanker. Jenis kanker yang dapat muncul antara lain kanker mulut dan tenggorokan, kanker leher, kanker hati, kanker payudara, kanker pankreas, serta kanker usus.
Hingga saat ini belum ada takaran yang jelas mengenai batasan kandungan alkohol yang memicu terjadinya risiko kanker pada individu. Sejumlah ahli percaya bahwa konsumsi alkohol meskipun dalam jumlah sedikit sudah mampu meningkatkan risiko kanker dan risikonya jauh meningkat pada wanita. American Society of Clinical Oncology (ASCO) telah menobatkan alkohol sebagai faktor risiko penyakit kanker guna meningkatkan kesadaran betapa berbahayanya konsumsi alkohol berkepanjangan.
Meskipun semua minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara, berdasarkan studi anggur merah dinilai sebagai minuman yang paling rendah berisiko menyebabkan kanker. Anggur merah di satu sisi mempunyai efek protektif terhadap perkembangan kanker akibat senyawa polifenol yang berasal dari kulit anggur. Senyawa polifenol yang menjadi perhatian pada anggur merah adalah resveratrol yang mampu menginhibisi enzim DNA metiltransferase atau suatu enzim yang mengkatalisasi metilasi DNA. Kandungan resveratrol sebenarnya dapat juga ditemukan dalam bir namun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Sejumlah cara dapat dilakukan guna menurunkan risiko kanker pada seseorang yang terlanjur memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol. Rutin mengonsumsi sayur mayur serta buah terbukti menurunkan risiko kanker hingga 25 persen. Berkegiatan fisik seperti berlari dan bersepeda disebutkan mampu menurunnkan risiko kanker sekitar 17 persen pada wanita. Strategi lainnya adalah dengan mengontrol berat badan. Pasalnya risiko kanker dikatakan semakin meningkat pada seseorang yang memiliki berat badan berlebih dan jarang berolahraga. Membatasi asupan alkohol tentu menjadi jalan keluar utama guna mencegah berbagai gangguan kesehatan. Jika Anda tetap ingin mengonsumsi alkohol untuk mendapatkan manfaatnya, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Sumber Pustaka
Chen WY, Rosner B, Hankinson SE, Colditz GA, Willett WC. Moderate alcohol consumption during adult life, drinking patterns, and breast cancer risk. Jamaica. 2011;306(17):1884-90. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22045766
Bagnardi V, Rota M, Botteri E, Tramacere I, Islami F, Fedirko V, et al. Light alcohol drinking and cancer: a meta-analysis. Ann Oncol. 2013;24(2):301-8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22910838
Himemiya-Hakucho A, Tanaka T, Liu J, Fujimiya T. Effect of Alcohol Sensitivity in Healthy Young Adults on Breath Pharmacokinetics of Acetaldehyde After Mouth Washing with Alcohol. Alcoholism: Clinical and Experimental Research. 2018;42(11):2100-2106.
Trichopoulos D, Adami HO, Ekbom A, Hsieh CC, Lagiou P. Early life events and conditions and breast cancer risk: from epidemiology to etiology. Int J Cancer. 2008;122(3):481-5. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/ijc.23303
Liu Y, Nguyen N, Colditz GA. Links between alcohol consumption and breast cancer: a look at the evidence. Womens Health (Lond). 2015;11(1):65-77. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4299758/
Post a comment